Wednesday 30 July 2014

Jokowi: Banyak Praktek Mafia di Tubuh Kementerian ESDM Indonesia

ESDM
Rakyat sudah penasaran dengan susunan kabinet dan program 100 hari presiden terpilih Indonesia Joko WIdodo (Jokowi). Para relawan Jokowi membuka polling di internet untuk pencalonan orang-orang yang akan masuk ke kabinet Jokowi. Meksipun demikian, hal tersebut tidak akan mendikte keputusan prerogatif seorang presiden nantinya.

Jokowi terutama akan berhati-hati dalam memilih orang yang tepat di posisi kementerian yang strategis, seperti Kementerian Pertanian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Mineral (ESDM).

"Sudah saya sampaikan, untuk tempat-tempat yang akan jadi fokus kita, pertanian berarti nanti goal-nya swasembada pangan. Itu nanti dipegang oleh orang-orang yang tahu, punya kompetensi, kemampuan leadership di bidang pertanian namanya pangan. Kita ini belum mengerti siapa," jelas Jokowi.

Selain itu, menurut Jokowi pula bahwa banyak praktek mafia di tubuh Kementerian ESDM. "Energi. Kementeriannya ESDM. Itu juga harus dipegang oleh orang yang memiliki leadership yang kuat. Karena di situ mafia banyak. (Orang itu harus) Punya kompetensi, kemampuan managerial yang kuat dan bersih, dan komitmen kuat," tuturnya.

Walaupun fokusnya ke Kementerian Pertanian dan Kementerian ESDM, namun hal tersebut tidak menafikan praktek mafia di tubuh kementerian yang lain. "Kita kan mau fokus di situ. Nanti yang paling penting leader-nya dulu ditemukan. Ini belum sampai (nunjuk sampai ke sosok) orang. Kita belum sampai ke orang," imbuhnya.

Meski mensyaratkan Menteri Pertanian dan Menteri ESDM harus dari kalangan profesional, namun Jokowi tidak menutup kemungkinan sosok tersebut datang dari kalangan parpol. Petinggi parpol berpeluang menjadi menteri di kabinetnya, asalkan memenuhi kriteria yang diinginkan yaitu mempunyai kepemimpinan yang kuat, profesional dan berintegritas. “Profesional itu bisa dari partai bisa juga tidak. Siapa bilang orang-orang parpol tidak ada yang profesional?” ucapnya.

Jokowi juga mengaku bahwa dia sudah banyak menerima aspirasi tentang nama-nama para menteri. “Tim pemburu” menteri juga telah ia bentuk yang bertugas untuk menyaring sosok-sosok yang dianggap mumpuni. Namun untuk menghindari intervensi, Jokowi merahasiakan orang-orang yang tergabung di dalam tim pemburu tersebut.

“Pemburunya tak bisa saya sebutkan siapa karena takut diintervensi. Yang masukan-masukan bisa kami terima, tapi kami juga ingin memburu dan mendapatkan orang-orang tepat di bidangnya. Punya kompetensi, kemampuan manajerial, kepemimpinan kuat, dan bersih. Itu yang kami inginkan,” imbuhnya.


Jokowi menegaskan bahwa dia dan Jusuf Kalla (JK) lah yang tetap akan menjadi penentu sosok yang bakal terpilih sebagai menteri. “Final terakhir di saya,” tutup Jokowi.

No comments:

Post a Comment