IEA |
Sudah lebih dari seratus hari, kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) berjalan. International Energy Agency (IEA) pun baru saja
menyampaikan lima rekomendasi terhadap pemerintah Indonesia melalui Kementerian
ESDM terkait dengan tantangan utama pengembangan sektor energi pada tahun ini.
Lima rekomendasi tersebut bertujuan dalam rencana
pembangunan jangka panjang yang terintegrasi antara IEA dengan Kementerian
ESDM.
Rekomendasi pertama adalah penguatan institusi dan kebijakan
di bidang energi.
Berikutnya rekomendasi kedua dari IEA adalah untuk memperkuat
legal framework atau memperkuat landasan hukum untuk membangun sektor energi ke
depan.
Lalu rekomendasi ketiga adalah pengembangan infrastruktur
energi seperti kemampuan kilang minyak, listrik, dan sebagainya.
Kemudian yang keempat adalah mendorong energy mix yang lebih
berkelanjutan serta memperbesar porsi dari energi terbarukan.
Dan juga yang terakhir namun tidak kalah pentingnya adalah
membangun pasar domestik untuk gas karena sebagian besar gas masih diekspor.
Padahal sebenarnya Indonesia sudah mengalami berbagai
kemajuan, misalnya menggeser subsidi dari sektor konsumtif ke produktif. Itu
merupakan suatu kemajuan besar dan banyak negara mengalami kesulitan. Namun,
Indonesia melakukan itu dengan baik.
Langkah Indonesia meresmikan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP) untuk listrik dan infrastruktur energi juga sangat patut diapresiasi.
Sebelumnya, Kementerian ESDM dan IEA juga telah melaksanakan
studi bersama terkait kebijakan untuk mereformasi subsidi bahan bakar fosil
sehingga dapat menjadi media bertukar pandangan dengan negara-negara lain.
Kita berharap semoga kiranya kementerian ESDM bisa menyerap
masukan-masukan tersebut dengan baik, dan bisa mengimplementasikannya dengan
baik. Maka niscaya ESDM bisa makin maju, karena masukan-masukan tersebut bisa
dibilang dari dunia internasional.