Pertamina |
Ada angin sejuk yang datang dari dunia energi Indonesia! PT
Pertamina (Persero) dan Akuo Energy, perusahaan asal Perancis, menandatangani
kesepakatan kerja sama untuk pengembangan energi baru dan terbarukan untuk
ketenagalistrikan di wilayah Indonesia.
Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan oleh Direktur
Energi Baru dan Terbarukan Pertamina Yenni Andayani dan CEO Akuo Energy Eric
Scotto hari ini.
Kerja sama akan difokuskan pada pengembangan energi angin,
energi surya (Solar PV), dan Ocean Thermal Energy Convertion (OTEC).
Direktur Energi Baru dan Terbarukan Pertamina Yenni Andayani
mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik telah memicu
pertumbuhan permintaan listrik rata-rata sekitar 8,5 persen per tahun sejak
2011.
Pemerintah sudah menargetkan bahwa pada tahun 2025
kontribusi energi baru dan terbarukan mencapai 23 persen terhadap bauran energi
nasional.
Kedua pihak akan melakukan identifikasi lokasi-lokasi yang
sesuai dengan ketiga jenis EBT yang akan dikerjasamakan. Pasalnya, pemerintah
memiliki perhatian lebih terhadap daerah-daerah terpencil yang listriknya masih
bergantung pada diesel.
Pada tahap awal, Pertamina dan Akuo Energy akan menetapkan
tiga pulau untuk lokasi pembangkit listrik dengan mempertimbangkan luasan
pulau, populasi penduduk, dan kebutuhan listriknya. Konstruksi pembangkit
listrik pertama diharapkan berupa Solar PV dengan kapasitas lima megawatt (MW)
pada 2016.
Pada tahun berikutnya, Pertamina dan Akuo Energy akan mulai
membangun tambahan pembangkit listrik berbasis Solar PV berkapasitas lima MW
dan juga pembangkit listrik tenaga angin berkapasitas 60 MW.
Yenni mengungkapkan pada 2018 kedua perusahaan menargetkan
untuk dapat mulai membangun pembangkit listrik berbasis EBT dengan skala lebih
besar sehingga kombinasi pembangkitan listrik berbasis Wind, Solar PV, dan OTEC
nantinya memiliki kapasitas total sebesar 560 MW.
Akuo Energy merupakan independent power producer yang
berbasis energi terbarukan yang berbasis di Paris, Perancis. Perusahaan ini
telah berinvestasi untuk pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dengan
total kapasitas sebesar 600 MW.
Akuo Energy memiliki unit-unit bisnis yang tersebar di
delapan negara lain, yaitu Uruguay, Kroasia, Polandia, Turki, Uni Emirat Arab,
Amerika Serikat, Luxembourg, dan Indonesia. Perusahaan ini juga menargetkan
untuk memiliki kapasitas pembangkitan listrik berbasis energi baru dan
terbarukan 3.000 MW dalam lima tahun ke depan.
Nah begitu dong! Tidak perlu lah sentimen romantisme
nasionalisme tidak jelas yang justru akan menghambat majunya kita sebagai suatu
bangsa. Sudah tepat langkah Pertamina yang ini untuk bekerjasama dengan
perusahaan luar yang lebih kompeten. Pertamina akan bisa mengambil ilmu, skill,
dan teknologinya.
Sebenarnya logika yang sama bisa diterapkan juga di Blok
Mahakam. Memang kita sudah sepantasnya dukung Pertamina untuk menjadi mandiri.
Namun apabila kita realistis, saat tersebut belumlah tiba. Pertamina harusnya
menggandeng Total E&P sambil pelan-pelan mengambil alih blok tersebut. Sesudah
Pertamina mengambil ilmu, skill, dan teknologinya, barulah lepas mandiri
sendiri.
No comments:
Post a Comment