blok migas |
Perusahaan minyak dan gas kelas dunia asal Italia, Eni S.p.A
baru-baru ini mengumumkan penemuan cadangan gas bumi baru di Blok Sepinggan
Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Dilihat dari hasil penelitian awal yang
dilakukan, blok yang masih terletak di Selat Makassar itu diestimasi memiliki
kandungan gas sebanyak 1,3 trillions standard cubic feet (TSCF).
"Tepatnya di Sumur Merakes 1. Masih dekat dengan proyek
laut dalamnya Chevron," ungkap Aussie Gautama, Deputi Pengendalian
Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi (SKK Migas).
Walaupun sudah menemukan cadangan tersebut, Aussie
mengatakan bahwa proyek pengembangan sumur Merakes 1 tidak akan dilakukan dalam
waktu dekat. Ini mengingat bahwa proses eksplorasi hingga produksi gas
membutuhkan waktu yang sangat lama yakni sekitar 10 tahun.
"Apalagi posisinya di offshore. Dari discovery sampai
onstream-nya itu butuh 10 tahun," pungkasnya.
Nasib berbeda yang kurang beruntung dialami oleh Total
E&P Indonesie. Setelah melakukan pengeboran sumur Hitam 1X di Blok
Southwest Bird Head Papua sejak Juni 2013, perusahaan minyak kelas dunia asal
Perancis tersebut gagal menemukan gas bumi. Penyebabnya dikarenakan batuan inti
sumur terangkat sewaktu dilakukan injeksi minyak, sehingga minyak tersebut tak
mampu memenuhi standar temperatur panas untuk dapat mengangkat gas.
"Ini dari sisi teknik eksplorasi migas. Kalau bicara
bisnis, kegagalan semacam ini sudah biasa," tutur Aussie.
Sedangkan menjelang habisnya kontrak pengelolaan blok Mahakam
di Kalimantan Timur pada 2017 mendatang, Total sedang berupaya keras untuk menemukan
cadangan gas baru di sejumlah wilayah Indonesia. Untuk eksplorasi di blok
Southwest Bird Head Papua, manajemen telah menyiapkan dana tak kurang dari
sebesar US$ 40 juta. Gara-gara tak menemukan cadangan, Total pun harus
merelakan uangnya menguap dari kegiatan eksplorasi.
Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral mencatat total cadangan gas bumi Indonesia sebanyak 150,7 TSCF, terdiri
dari 103,35 TSCF cadangan terbukti dan 47,35 TSCF cadangan potensial.
Semoga saja nasib buruk yang dialami oleh Total E&P
Indonesie diberikan angin segar oleh pemerintah Indonesia yakni diberikannya
perpanjangan kontrak di Blok Mahakam. Walaupun memang Total E&P Indonesie
tidak mengharapkan untuk menggarap secara keseluruhan, karena proposal yang
ditawarkan adalah memang kerjasama dengan Pertamina. Pertamina juga akan
diuntungkan atas kerjasama ini karena Pertamina akan bisa menyerap ilmu dan
teknologi dari perusahaan sekelas Total.