Tuesday 7 October 2014

Hampir Batal, Blok Cepu Diresmikan Juga


SBY
Ada kabar gembira bagi dunia energi Indonesia. Pemerintah memang sulit ditebak. Setelah sebelumnya sempat dikabarkan batal diresmikan, akhirnya Blok Cepu diresmikan juga! Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan fasilitas produksi Lapangan Banyu Urip di Bojonegoro, Jawa Timur sesaat setelah beliau memperingati hari ulang tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Surabaya.

Mengapa peresmian Blok Cepu tersebut fantastis? Tentunya karena proyek ini bernilai lebih dari US$ 2,5 miliar, atau lebih dari Rp 30 triliun!

SBY menandatangani peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip. Selain SBY, orang penting lainnya yang hadir pada peresmian tersebut adalah antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Bupati Bojonegoro H. Suyoto, Plt. Kepala SKK Migas J. Widjonarko, Presiden Mobil Cepu Ltd (MCL) Jon M. Gibbs, Komisaris Utama Pertamina Sugiharto, Direktur Utama Pertamina EP Cepu Amril T. Mandailing, dan Ketua Badan Kerjasama PI Blok Cepu Hadi Ismoyo.

Sepintas mengenai Banyu Urip, Blok Cepu yang terletak di Bojonegoro, Jawa Timur tersebut, kapasitas produksi saat ini telah meningkat menjadi 10.000 barel/hari, dari semula 30.000 barel/hari, totalnya menjadi 40.000 barel/hari, yang diperhitungkan akan terus naik bertahap hingga mencapai puncak puncak 165.000 barel/hari pada tahun 2015.

Plt. Kepala SKK Migas Widjonarko mengemukakan bahwa peningkatan produksi dari lapangan ini adalah termasuk bagian dari upaya mendukung pencapaian target produksi migas nasional.

"Semua pihak harus mendukung penuh agar proyek berjalan sesuai rencana," ujar Widjonarko.

Rincian investasi yang akan dilakukan adalah untuk pembangunan fasilitas produksi sebesar US$ 2,2 miliar, sedangkan untuk pengeboran sumur sebanyak US$ 337 juta. Pembangunan fasilitas tersebut akan dibagi ke dalam lima kontrak EPC (engineering, procurement, and construction/rekayasa, pengadaan, dan konstruksi), yaitu fasilitas produksi utama (Central Production Facility/CPF), pipa darat (onshore) 72 km, pipa laut (offshore) dan menara tambat (mooring tower), Floating Storage Off-loading (FSO), serta fasilitas infrastruktur.

Presiden Mobil Cepu Ltd (MCL) Jon M. Gibbs juga memberikan dukungan terhadap langkah SKK Migas untuk meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Kelima kontrak EPC tersebut, konsorsiumnya akan dipimpin oleh perusahaan Indonesia. Selain yang sudah disebutkan itu, terdapat juga 450 perusahaan sub kontraktor nasional dan lokal yang dilibatkan, yang 85% diantaranya merupakan perusahaan lokal dari Bojonegoro dan Tuban.

"Terdapat lebih dari 10.000 pekerja Indonesia yang 60% di antaranya adalah pekerja yang berasal dari Bojonegoro dan Tuban," terang Jon.

Berhubungan dengan peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung, akan melakukan kunjungan ke lokasi Proyek Banyu Urip, sekaligus meresmikan 11 proyek-proyek lain di sektor energi.

Seperti yang sudah diketahui, kontrak kerja sama Blok Cepu ditandatangani pada 17 September 2005 dengan MCL sebagai operator. MCL, anak perusahaan dari Exxon Mobil Corporation, memegang 45% saham, bersama dengan PT. Pertamina EP Cepu yang memegang 45% saham, dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu (BKS) dengan 10% saham. Diperkirakan masih terdapat cadangan minyak di Lapangan Banyu Urip sebesar 450 juta barel.

Wah Blok Cepu saja akhirnya sudah ada kejelasan pasti mengenai nasibnya. Bagaimana dengan Blok Mahakam nih? Rumornya saja yang sudah kencang tapi sampai saat ini belum ada kejelasan. Masa hingga akhir masa SBY, nasib Blok Mahakam belum diputuskan juga. Padahal kalau nasib berbagai blok migas segera ditentukan, akan memberikan kepastian energi bagi Indonesia ke depannya karena bisa dikalkulasi sejak dini.

No comments:

Post a Comment