Pertamina Indonesia |
Selayaknya politisi yang sedang menggadang-gadang program
untuk menarik pemilih, energi menjadi salah satu isu yang tidak luput dari
kampanye Jokowi. Salah satu program utama Jokowi di bidang energi adalah akan
membesarkan Pertamina.
Jokowi menyayangkan produktivitas Pertamina yang saat ini
hanya mampu menguasai 21% produksi minyak dalam negeri, sedangkan sisanya
dikuasai asing. Jokowi membandingkan dengan raksasa minyak negeri tetangga,
Petronas, yang mampu menguasai produksi minyak dalam negeri hingga 60%. "Dari
produksi minyak Indonesia per hari 850.000 barel, hanya 20% yang diproduksi
Pertamina. Kalau Petronasi itu bisa produksi hingga mencapai 60%. Pendapatan
Petronas saat ini Rp 200 triliun/tahun, Pertamina hanya Rp 20-25
triliun/tahun," ucap Tim Sukses Jokowi-JK,
Darmawan Prasojo.
Beberapa target Jokowi-JK terhadap Pertamina:
· - Berkontribusi terhadap produksi minyak dalam
negeri lebih dari 50% dalam waktu 5 tahun
· - Pertamina menjadi perusahaan energi
internasional
· - Kebanggaan seluruh bangsa Indonesia
Sangat baik bukan cita-cita tersebut? Pertamina akan bisa
bersaing secara global!
Sepertinya Jokowi-JK cukup serius dengan program tersebut
karena mereka sudah memikirkan cara untuk mewujudkan angan-angan tersebut.
Salah satu caranya yaitu dengan memulangkan ahli-ahli perminyakan Indonesia
yang sedang bekerja di Petronas. "Momentum Pertamina menjadi perusahaan
minyak besar sekelas internasional itu ada, tetapi dukungan pemerintahnya yang
belum ada. Petronas saat ini memang sukses karena ada 400 orang penting di
Petronas itu orang Indonesia. Kita suruh pulang mereka dan kita serahkan
mengelola Pertamina," kata Darmawan.
Selain itu, tentu saja pemerintah akan membantu dengan
insentif-insentif dan tidak kalah pentingnya yaitu modal. "Kita serta
modalnya kita tambah dan kita yakin Pertamina akan menjadi perusahaan
internasional serta menjadi tuan rumah di negera sendiri," tambahnya.
Di debat calon presiden – calon wakil presiden kemarin yang
bertemakan ketahanan energi, Jokowi memaparkan bahwa Pertamina juga perlu
membuka pasar bagi biofuel sebagai energi terbarukan. Jokowi mengatakan bahwa
Indonesia memiliki banyak lahan marginal yang bisa dimanfaatkan untuk cantel
dan sorgum yang kemudian diolah menjadi biofuel.
Alangkah bagusnya rencana Jokowi tersebut apabila benar
dijalankan! Tentunya selain memulangkan para ahli Indonesia yang di luar
negeri, Pertamina harus terbuka juga untuk belajar dari kemampuan dan teknologi
yang dimiliki perusahaan asing di sini. Dengan transfer kemampuan dan teknologi
tersebut, niscaya Pertamina akan bisa berdikari ke depannya.
Kalau ini bukan sekedar janji politikus yang lagi nyari jabatan sih bakal bagus banget nih. Setuju, Pertamina kudu belajar juga dari yang udah berpengalaman, kan pasti selalu ada lessons learned.
ReplyDelete