Monday 1 December 2014

Rencana dan Program Kerja Dirut Pertamina yang Baru

Dwi Soetjipto
Akhirnya ada juga kejelasan akan posisi Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero). Dwi Soetjipto telah resmi diangkat menjadi Dirut Pertamina. Sebelumnya Dwi pernah menjabat sebagai Dirut PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Dwi juga sudah punya rencana kerja ke depan yang menjadi PR Pertamina.

Pertama, Dwi bercita-cita untuk menjadikan Pertamina berkontribusi dalam upaya kemandirian ekonomi. Untuk itu, bisnis Pertamina harus punya nilai tambah (added value).

"Ke depan harus memikirkan added value dibangun Pertamina dalam negeri," ujar Dwi.

Kedua, adalah peningkatan produktivitas dan efisiensi. Hal ini harus diterapkan Pertamina dalam setiap bidang.

"Produktivitas dan efisiensi dalam bisnis. Produktivitas itu dalam kilang pengeboran, itu harapannya. Kita bisa meningkatkan kinerja Pertamina agar bisa bersaing dalam kancah global ini. Yang punya daya saing, dia memenangkan jangka panjang, kuncinya efisiensi dan produktivitas," jelasnya.

Ketiga yaitu transparansi dalam proses bisnis di Pertamina. "Seluruh pihak berkepentingan terhadap masalah pengelolaan energi. Kita junjung tinggi aspek tadi, efisiensi dan produktivitas," ujarnya.

"Saya rasa itu yang Bu Menteri BUMN (Rini Soemarno) sampaikan, salah satu yang kita review ke depan adalah Petral," pungkasnya.

Pertamina akan melihat bagaimana Petral menjalankan fungsinya. Pilihan yang tersedia adalah memperbaiki atau mengubah secara keseluruhan.

Berikutnya adalah Blok Mahakam yang selama ini dikelola oleh perusahaan asal Prancis, Total E&P Indonesie, yang akan habis masa kontraknya pada 2017. PT Pertamina (Persero) disebut-sebut akan mengelola blok di Kalimantan Timur ini.

Jajaran manajemen Pertamina sebelumnya sudah melakukan studi dan menghasilkan sejumlah opsi. Salah satunya yaitu supaya Pertamina akan menjadi pengelola Blok Mahakam.

Selain itu, Dwi juga berencana untuk revitalisasi kilang. Apabila tidak ada peremajaan atau pembangunan kilang baru, Dwi khawatir Indonesia mengalami krisis energi. "Revitalisasi dan membangun kilang baru sangat penting. Jadi kita tidak terlalu dipepet posisi krisis," tegasnya.

"Kalau bisa Pertamina bisa berinvestasi sendiri, ya dilakukan. Kalau tidak, kita harus menggandeng mitra strategis," jelasnya.

Selanjutnya yakni penambahan direksi. Empat direksi Pertamina tersebut akan melakukan kajian, dan sepertinya memang butuh tambahan direksi lagi.

Meski ada tambahan, namun Dwi menegaskan bahwa jajaran direksi Pertamina tidak akan mencapai 9 orang. Dia memperkirakan ada tambahan 3 orang lagi, sehingga nantinya direksi Pertamina akan menjadi 7 orang.

Bagus benar program-program dan rencana yang dimiliki oleh Dirut Pertamina baru ini. Semoga saja memang amanah. Yang terpenting adalah transparansi dalam tubuh Pertamina karena saat ini sarat dengan mafia dan korupsi. Yang penting juga adalah terkait nasib Blok Mahakam karena blok tersebut adalah blok yang sangat strategis. Sebaiknya menggandeng Total sebagai perusahaan yang sudah lebih berpengalaman.


No comments:

Post a Comment