Awang Farouk ishak |
Akhirnya ada juga pernyataan jujur dari pemerintah soal
kesanggupan dalam mengelola blok Mahakam. Gubernur Kalimantan Timur Awang
Farouk Ishak, sudah mengakui bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) Kalimantan Timur
tidak memiliki kecukupan finansial untuk mengambil alih sebagian saham Blok
Mahakam yang kemungkinan ditawarkan pemerintah.
"Terus terang kami daerah tidak mampu untuk ikut
participating interest. Jujur saya," ujar Awang.
Pernyataan ini sudah bisa dilontarkan karena Awang
memperkirakan bahwa BUMD yang ditunjuk untuk mengambil alih saham Blok Mahakam
dari Total E&P Indonesie membutuhkan dana tak kurang dari Rp 5,8 triliun.
"APBD saya ada Rp 15 triliun. Tapi kalau dikeluarkan untuk ini,
pembangunan bisa stop. Belum lagi ada 5 blok migas yang akan berakhir pada
2022," terang Awang.
Jadinya dia pun mengharapkan agar pemerintah pusat bisa
membantu Pemda untuk memiliki participating interest Blok Mahakam, melalui
Pusat Investasi Pemerintah (PIP). Namun sungguh ia menyayangkan Menteri
Keuangan Bambang PS Brodjonegoro beberapa waktu lalu menyatakan tegas
pemerintah akan membubarkan PIP dan meleburnya ke dalam BUMN infrastruktur PT
Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
"Apakah Blok Mahakam bisa diserahkan kepada BUMN ini,
menurut saya tidak mungkin. Dananya pasti tidak cukup," ketus Awang.
Ya kalau sudah sadar tidak mampu ya jangan dipaksakan.
Memangnya akan dapat uang darimana. Lagipula kemampuan juga sudah jelas tidak
ada.
Kalau sudah tahu begini, akan keterlaluan kalau pemerintah
pusat masih memberikan Blok Mahakam kepada Pemda. Sudah selayaknya blok
tersebut diberikan kepada yang mampu yakni Pertamina dengan menggandeng Total
E&P. Lagipula Total sudah berkali0kali menyatakan bahwa mereka bersedia
untuk investasi hingga triliunan di Blok Mahakam.
No comments:
Post a Comment