Saturday 6 September 2014

Presiden Indonesia SBY Batalkan Peresmian Blok Cepu

SBY
Setelah dunia migas Indonesia dikagetkan dengan mundurnya Direktur Utama Pertamina karen Agustiawan, kini dunia migas diguncang lagi dengan mundurnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik karena tersangkut kasus korupsi. Kejadian ini tentunya menyebabkan berbagai dampak dalam dunia migas. Salah satunya yakni membuat agenda kunjungan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Blok Cepu di Kabupaten  Bojonegoro akan ditunda.

Meskipun Field Public and Goverment Affairs Mobil Cepu Ltd. (MCL), Rexy Mawardijaya tidak menyebutkan sebab di balik penundaan kunjungan orang nomor wahid di Indonesia tersebut, namun Rexy membenarkan perihal penundaan kunjungan yang awalnya dijadwalkan akan dilakukan pada 11 September mendatang itu.

Namun demikian, Rexy mengakui bahwa MCL bersama dengan pihak SKK Migas masih akan tetap terus melakukan koordinasi dengan para pihak terkait sehubungan dengan rencana kunjungan presiden yang jauh-jauh hari telah dipersiapkan tersebut. “Kita terus melakukan koordinasi,” ucapnya.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, berita mengenai rencana kunjungan Presiden SBY ke Bojonegoro ini sudah beredar luas di kalangan masyarakat. Bahkan pihak MCL juga sudah melakukan berbagai persiapan, salah satunya yaitu dengan melakukan percepatan penggarapan fasilitas produksi migas di daerah Banyurip tempat SBY akan berkunjung.

Persiapan tersebut juga sudah terlihat jelas dengan kesibukan aparat keamanan di daerah SBY akan berkunjung tersebut. Beberapa hotel berbintang yang ada di Bojonegoro pun sudah mulai sibuk dengan persiapan kunjungan SBY.

“Hotel-hotel berbintang yang ada di sini seperti Hotel Aston dan Dewarna sudah penuh. Kabarnya karena diboking oleh orang-orang dari Jakarta yang katanya para anggota Paspampres dan pejabat,” jelas Andik, warga setempat.

Wow ternyata dampak dari mundurnya Menteri ESDM membawa dampak yang cukup besar hingga membatalkan peresmian Blok Cepu. Hal ini membuat penulis bertanya-tanya mengenai nasib blok migas lainnya. Misalkan saja Blok Mahakam yang mana kontraknya akan habis pada tahun 2017 mendatang. Akankah arah anginnya berubah? Disinyalir bahwa Indonesia melalui Pertamina ingin mengambilalih blok tersebut dari tangan Total E&P Indonesie milik Perancis dan Inpex milik Jepang.


Di tengah kecarut-marutan dunia migas sepeninggalan Karen Agustiawan dan Jero Wacik, sepertinya lebih baik pengelola Blok Mahakam tetap yang saat ini saja. Nasib dunia migas sendiri tidak menentu, apalagi kalau pengelola dipindahtangankan lagi. Bisa jadi tidak jelas nasib blok tersebut.

No comments:

Post a Comment