Wednesday 20 August 2014

Ganti BBM dengan BBG!

Bahan Bakar Gas
Isu soal pencabutan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin memanas. Banyak yang sudah menagih jawaban ke Presiden Terpilih Jokowi padahal beliau belum lagi dilantik. Sebenarnya untuk mengurangi beban BBM, ada jalan lain selain subsidi yang membengkak.

Apabila pemerintah mau serius melakukan konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG), maka subsidi BBM yang nilainya mencapai Rp 200 triliun akan lebih bisa teratasi. Harga BBG jauh lebih murah dari BBM, namun yang disayangkan adalah jumlah SPBG masih langka.

SPBG masih jarang karena investasinya lebih mahal ketimbang membuka SPBU. Mungkin apabila SPBG menjamur, pengurangan subsidi BBM akhirnya bisa dilakukan, karena masyarakat punya pilihan bahan bakar selain bensin yang mahal dan memberatkan beban negara pula.

"Membangun SPBG investasi mahal, balik modalnya lama. Mendirikan SPBG lebih mahal dari SPBU. Semua peralatan SPBG lebih mahal. Contohnya Nozzle di SPBG Rp 25 juta/unit, kalau SPBU nozzle hanya Rp 5 juta/unit. Belum lagi beli mesin (engine) gas harganya Rp 4,5 miliar, belum lagi kompresor, storage tabung, pipa itu sangat mahal," jelas Site Manager SPBG Petross PT Petross Gas Adin Nurhadi.

Harga converter kit yang mahal menjadi salah satu faktor utama rendahnya pemilik kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas (BBG). Adin mengatakan bahwa converter kit yang dijual di pasar otomotif Jakarta terbagi menjadi 4 tipe yaitu I, II, III dan IV. Semakin tinggi tipe maka tabung yang dijual semakin mahal. "Harga tipe I dan II Rp 15 juta/tabung. Tipe III atau IV Rp 20 juta/tabung. Kalau tipe III dan IV ini lebih ringan karena bahannya dari alumunium dan serat fiber. Kalau I dan II murni besi jadi berat," paparnya.

Semakin berat tabung, maka semakin kecil tekanan yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin tinggi tekanan yang dihasilkan maka kinerja mesin penggerak kendaraan semakin baik. "Converter kit tipe III dan IV tekanan tinggi sanggup rata-rata sampai 250 bar saat dia bekerja. Kalau tipe I dan II hanya 200 bar. Converter kit di Jakarta banyak dijual di daerah Mampang, Jakarta Selatan," paparnya.

Harga converter tergantung pada kapasitas isi gas yang bisa dimuat. Rata-rata setiap tabung untuk mobil pribadi hanya mempunyai kapitas isi 10 liter. Sedangkan bajaj hanya 5 liter dan bus TransJakarta 20 liter.

Gas memang menjadi alternatif yang paling ramah lingkungan hingga menuju ke energi yang benar-benar terbarukan. Gas juga menjadi pilihan yang ramah lingkungan. Apalagi dengan krisis energi yang akan segera dialami oleh Indonesia, gas bisa menjadi solusi bagi Indonesia.


No comments:

Post a Comment