Bahan Bakar Gas |
Isu soal pencabutan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin
memanas. Banyak yang sudah menagih jawaban ke Presiden Terpilih Jokowi padahal
beliau belum lagi dilantik. Sebenarnya untuk mengurangi beban BBM, ada jalan
lain selain subsidi yang membengkak.
Apabila pemerintah mau serius melakukan konversi BBM ke Bahan
Bakar Gas (BBG), maka subsidi BBM yang nilainya mencapai Rp 200 triliun akan lebih
bisa teratasi. Harga BBG jauh lebih murah dari BBM, namun yang disayangkan
adalah jumlah SPBG masih langka.
SPBG masih jarang karena investasinya lebih mahal ketimbang
membuka SPBU. Mungkin apabila SPBG menjamur, pengurangan subsidi BBM akhirnya bisa
dilakukan, karena masyarakat punya pilihan bahan bakar selain bensin yang mahal
dan memberatkan beban negara pula.
"Membangun SPBG investasi mahal, balik modalnya lama.
Mendirikan SPBG lebih mahal dari SPBU. Semua peralatan SPBG lebih mahal.
Contohnya Nozzle di SPBG Rp 25 juta/unit, kalau SPBU nozzle hanya Rp 5
juta/unit. Belum lagi beli mesin (engine) gas harganya Rp 4,5 miliar, belum
lagi kompresor, storage tabung, pipa itu sangat mahal," jelas Site Manager
SPBG Petross PT Petross Gas Adin Nurhadi.
Harga converter kit yang mahal menjadi salah satu faktor
utama rendahnya pemilik kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas (BBG). Adin
mengatakan bahwa converter kit yang dijual di pasar otomotif Jakarta terbagi
menjadi 4 tipe yaitu I, II, III dan IV. Semakin tinggi tipe maka tabung yang
dijual semakin mahal. "Harga tipe I dan II Rp 15 juta/tabung. Tipe III
atau IV Rp 20 juta/tabung. Kalau tipe III dan IV ini lebih ringan karena
bahannya dari alumunium dan serat fiber. Kalau I dan II murni besi jadi
berat," paparnya.
Semakin berat tabung, maka semakin kecil tekanan yang
dihasilkan. Sebaliknya, semakin tinggi tekanan yang dihasilkan maka kinerja
mesin penggerak kendaraan semakin baik. "Converter kit tipe III dan IV
tekanan tinggi sanggup rata-rata sampai 250 bar saat dia bekerja. Kalau tipe I
dan II hanya 200 bar. Converter kit di Jakarta banyak dijual di daerah Mampang,
Jakarta Selatan," paparnya.
Harga converter tergantung pada kapasitas isi gas yang bisa
dimuat. Rata-rata setiap tabung untuk mobil pribadi hanya mempunyai kapitas isi
10 liter. Sedangkan bajaj hanya 5 liter dan bus TransJakarta 20 liter.
Gas memang menjadi alternatif yang paling ramah lingkungan
hingga menuju ke energi yang benar-benar terbarukan. Gas juga menjadi pilihan
yang ramah lingkungan. Apalagi dengan krisis energi yang akan segera dialami
oleh Indonesia, gas bisa menjadi solusi bagi Indonesia.
No comments:
Post a Comment